Kita pasti pernah mengalaminya, tiba-tiba merasa ingin makan banyak karena sedang emosional. Padahal kita sudah tahu, bahwa makanan-makanan itu tak akan dapat membantu memecahkan masalah. Catherine Naulleau, ahli nutrisi dari University of Montreal, membantu kita mengenali bagaimana emosi bisa mendorong kita untuk makan berlebih. Dengan mengenali situasi emosional kita, menurut Naulleau, kita dapat mengerti untuk mengendalikannya.
"Sebenarnya ada dua pendekatan yang dapat menjelaskan mengapa kita mengemil saat gejolak emosi terjadi," Naulleau mengawali penjelasannya. Pertama adalah psikologis dan kedua adalah reaksi biologis tubuh.
Untuk pendekatan psikologis, Naulleau mengajak kita untuk bertanya pada diri sendiri. Saat kita masih kecil, bagaimana interaksi yang terjadi saat makan bersama keluarga? Apakah keluarga kita termasuk keluarga yang kaku, sehingga kita tak boleh meninggalkan meja makan sebelum semuanya selesai? Atau kita diberi hadiah makanan manis dan nikmat setiap kali kita berhasil mencapai sesuatu?
Pertanyaan-pertanyaan ini, oleh Naulleau sering sekali diajukan pada pasiennya yang menunjukkan tanda-tanda depresi. Menurutnya, jawaban yang diberikan akan menggambarkan bagaimana seseorang terbentuk dari kecil untuk makan meskipun tubuhnya tidak mengirimkan signal lapar.
Hasilnya, tambah Naulleau, ketika kita dewasa, tanpa sadar makanan akan selalu diasosikan sebagai cara untuk mengalihkan stres atau kepanikan. "Maka semua makanan harus dihabiskan, sampai rasa panik benar-benar teralih."
Sedangkan secara biologis, hormon adalah kata kuncinya. Khususnya hormon serotonin dan dopamin. "Ini adalah hormon yang mengendalikan emosi dan nafsu makan. Jadi sekecil apapun perubahan emosi yang terjadi, akan menciptakan keinginan untuk makan."
Lalu dopamin adalah hormon yang mendorong atau pencipta hasrat untuk makan. Biasanya aroma dan tampilan masakan akan menggoda kita. Oleh otak, situasi ini diartikan sebagai informasi untuk menyantap makanan tersebut.
Sebenarnya jika kita ingin menerapkan diet sehat yang juga harus dikendalikan adalah emosi. Sedangkan emosi kita terbentuk salah satunya adalah dari situasi di sekeliling kita. Karena itu kita perlu mengenali emosi dan situasi yang biasa menggoda nafsu makan kita adalah:
Rasa bosan: Saat di rumah sendiri atau tak punya agenda apapun, menonton televisi setelah bekerja seharian di rumah, mengunyah makanan adalah cara untuk menghapus rasa jenuh tersebut.
Stres: Beberapa orang merasa ketika mengunyah mereka bisa berpikir tenang. Padahal sebenarnya, kita hanya berhenti memikirkan masalah dalam beberapa saat. Setelah makanan habis, kecemasan dan kondisi psikologis yang tertekan kembali muncul.
Kurang sinar cahaya: Percayalah, sinar cahaya matahari akan mempengaruhi emosi kita. Biasanya saat matahari redup, kita akan mengasosiasikannya sebagai malam hari yang membuat produksi serotonin menjadi tidak stabil. Karena serotonin juga sangat peka terhadap cahaya, sehingga meningkatkan nafsu makan.
Contoh yang sering kita rasakan adalah ketika musim hujan, sinar matahari yang kurang dengan suhu yang dingin akan membuat otak mengartikannya sebagai waktunya memproduksi serotonin sehingga meningkatkan rasa lapar.
Jadi kendalikanlah emosi kita dijamin kita juga dapat mengendalikan timbangan berat badan.
SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA
SALAM: BILLY GUSTAMA
Apa Perbedaan Makalah dan Skripsi?
8 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Sahabat Sangat Berarti Bagi Blog ini
Mohon cantumkan url blog/twitter/Open ID/facebook sahabat
Please...Tinggalkan Komentar Sahabat dan
Beri Tanda di salah satu pilihan pendapat
Terima Kasih Atas Kunjungannya