JAKARTA – Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh meminta ke seluruh perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dosen dan guru agar mahasiswa menjadi berkualitas.
Mendiknas Mohammad Nuh menyatakan, dari 270 ribu dosen, hanya ada 23 ribu dosen berkualifikasi doktor. Jumlah itu, katanya, sangat kecil mengingat jumlah mahasiswa mencapai jutaan orang. Kementerian berusaha untuk menambah jumlah dosen bergelar doktor tersebut, namun karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan dana, maka tidak akan signifikan dampaknya dalam waktu dekat.
Mendiknas menambahkan, pengelola perguruan tinggi diharap jangan hanya membuat gedung yang bagus dan fasilitas yang memadai untuk menjaring calon mahasiswa. “Perguruan tinggi itu kuncinya ada di dosen. Meski fasilitasnya lengkap, gedungnya bagus namun bila dosennya kurang berkualitas maka akan mengurangi mutu perguruan tinggi tersebut," kata Mendiknas di Jakarta, belum lama ini.
Bila dosen tersebut belum bergelar doktor maka perguruan tinggi pun diminta untuk memberikan izin bagi dosennya untuk terus melanjutkan pendidikan mereka. Lebih lanjut, Nuh mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir, kemampuan mahasiswa miskin masuk perguruan tinggi makin rendah. Karena itu, Mendiknas meminta agar pengelola Universitas Bakrie tidak mengenal pendekatan fragmentatif dalam menerima calon mahasiswa dengan membedakan berdasarkan asal usul daerah, agama, status sosial dan sebagainya.
Sementara itu, untuk meningkatkan kualifikasi guru hingga S-1 dan Diploma IV, Kemendiknas mendorong program pendidikan jarak jauh. Saat ini dari 2,6 juta jumlah guru, hanya 1,1 juta guru atau 41 persen yang berkualifikasi S-1 atau D4. Sedangkan 1,5 juta guru lagi masih memiliki jenjang pendidikan SMA atau maksimal D-3. “Dalam UU Guru dan Dosen, seluruh guru harus sudah memenuhi kualifikasi S-1 atau D-4 tahun 2015,” kata Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kemendiknas Baedowi.
Menurut Baedowi, fokus kementerian saat ini ialah meningkatkan kualifikasi guru SD. “Jumlah guru SD paling banyak namun berjenjang pendidikan rendah dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya,” ucapnya. Fokus utama ialah guru–guru di pelosok, daerah terpencil, terluar dan terdepan akan dilakukan pendidikan jarak jauh. Sebagai pilot project akan dilakukan di Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Bali dan Banten.
Program ini akan tergabung dalam proyek SEAMOLEC dengan menggunakan teknologi multicast. Perguruan tinggi yang terlibat dalam pilot proyek ini, adalah UPI Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Jakarta, UHAMKA, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Negeri Manado, Universitas Terbuka.
Sumber: OkeZone
SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA
SALAM: BILLY GUSTAMA
Contoh Kata Pengantar Makalah dan Skripsi
9 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Sahabat Sangat Berarti Bagi Blog ini
Mohon cantumkan url blog/twitter/Open ID/facebook sahabat
Please...Tinggalkan Komentar Sahabat dan
Beri Tanda di salah satu pilihan pendapat
Terima Kasih Atas Kunjungannya